Tengaran

Tengaran, Semarang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
ensiklopedia bebas
Tengaran
Kecamatan



Peta lokasi Kecamatan Tengaran
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Semarang
Pemerintahan
 • Camat Drs. Arief Budianto
Luas 47,29 km²
Jumlah penduduk 64.564 Jiwa (2012)
Kepadatan 1.365 jiwa/km²
Desa/kelurahan 15 desa
Tengaran adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Tengaran adalah salah satu Kecamatan dari 19 Kecamatan dalam lingkungan Kabupaten Semarang. Kecamatan Tengaran terletak di ujung paling selatan Kabupaten Semarang yang dilewati Jalur utama penghubung Kota Semarang, Surakarta (Solo), dan Yogyakarta (Jogja) atau yang sering disebut dengan JOGLOSEMAR (Jogja-Solo-Semarang). Hal ini membuat perekonomian di kawasan ini cukup berkembang dibanding kecamatan lain di sekitarnya.

Daftar isi
1 Geografi
2 Iklim
3 Pemerintahan
4 Demografi
5 Agama
6 Ekonomi
7 Referensi
8 Pranala luar
Geografi[sunting | sunting sumber]
Kecamatan Tengaran secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu. Adapun kecamatan yang ber-batasan langsung dengan kecamatan tengaran yaitu : barat ( kecamatan getasan, kab. boyolali ) timur ( kecamatan suruh ) utara ( kota salatiga ) selatan ( kecamatan susukan, kab. boyolali). kecamatan tengaran memiliki letak yang sangat strategis sebagai penghubung jalur antar kabupaten dan kota yaitu antara kota salatiga dengan kabupaten semarang dan kabupaten semarang dengan kabupaten boyolali. letak astronomisnya berada antara 11019’ -11025’ bujur timur dan 711’ - 716’ lintang selatan. luas wilayah kecamatan tengaran adalah 4729,55 ha. secara administrasi kecamatan tengaran dibagi menjadi 15 desa.

Iklim
Iklim di kecamatan tengaran adalah tropis, akan tetapi kecamatan tengaran bersuhu udara relatif sejuk . rata-rata hari hujan perbulan adalah 21 hari dan jumlah curah hujan rata-rata 23,4 mm. curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret dengan curah hujan sebesar 594 mm dan terjadi pula pa-da awal bulan nopember dengan cu-rah hujan sebesar 531 mm. pada bu-lan agustus tidak terjadi hujan satu haripun. jenis tanah yang dimiliki mempunyai sifat dan ciri jenis organosol, alluvial, padsolid merah kuning, podsol dan latosol. kecamatan tengaran terletak 729 m2 dari permukaan laut umumnya beriklim tropis dengan tem-peratur udara suhu maksimum 27c dan minimum 15c rata-rata perbulan.

Pemerintahan
Kecamatan Tengaran dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh satu orang sekretaris camat, empat orang kepala seksi dan tujuh orang staf. mes-ki hanya memiliki 1 kantor, keca-matan tengaran juga di tempati oleh beberapa instansi. instansi-instansi ini antara lain : dinas, pertanian, dpu, dinas peter-nakan, plkb, bps, pkh dan pnpm. secara administrasi, keca-matan tengaran terbagi menjadi 15 desa. kecamatan tengaran terdiri dari 104 dusun, 124 rukun warga dan 432 rukun tetangga dengan jumlah penduduk 64.564 jiwa pada tahun 2012.

Demografi[sunting | sunting sumber]
Pada akhir tahun 2012, penduduk kecamatan tengaran berjumlah 64.546 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebanyak 32.819 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 31.727 jiwa. indeks sex ratio antara laki-laki dan perempuan di kecamatan tengar-an 103,44 yang dapat diartikan disetiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di kecamatan tengaran lebih banyak penduduk laki-lakinya.

Struktur penduduk keca-matan tengaran tengah terjadi pergeseran dari penduduk muda ke penduduk tua. proporsi penduduk dibawah 15 tahun sebesar 23,59 persen sementara proporsi penduduk usia 65 tahun lebih sebesar 6,90 persen se-hingga proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 69,01 persen. sedangkan umur median penduduk kecamatan tengaran tahun 2011 sebesar 30,31 tahun, artinya bahwa bata-san tepat pembagian dari total penduduk kecamatan tengaran adalah pada usia 30,31 tahun. kecamatan tengaran memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup yaitu 0,32. hal ini karena tingkat mutasi penduduk di desa sekecamatan tengaran cukup stabil. kawasan kecamatan tengaran yang penuh dengan potensi industri menyebabkan tigginya mobilitas penduduk di kecamatan ini.

Agama
Pemeluk agama di kecamatan tengaran menunjukkan bahwa pemeluk agama Islam sebesar 62.712 orang atau sekitar 97,16% dari total penduduk keca-matan tengaran. ada sebanyak 1.772 orang yang memeluk agama Kristen atau sekitar 2,74%. 164 orang memeluk agama Katholik atau sekitar 0,25%. 8 orang memeluk agama Hindu atau 0,01% dari keseluruhan penduduk. 126 orang memeluk agama Budha atau 0,19% dari penduduk total. serta 4 orang memeluk agama Khonghucu atau 0,006%.

Pada tahun 2012, kecamatan tengaran mempunyai fasilitas peribadatan sebanyak 392 buah yang terdiri dari yang terbanyak adalah tempat peribadatan agama islam dimana ada dua macam tempat yaitu masjid dan mushola. adapun jumlah masjid mencapai 114 buah dan mushola sebanyak 263 buah. untuk agama kristen di kecamatan tengaran memiliki gereja kristen sebanyak 13 buah. agama-agama yang lain seperti katholik dan hindu juga memiliki fasilitas peribadatan sebanyak 1 buah gereja katholik dan 1 buah vihara. sedangkan untuk agama budha di kecama-tan tengaran tidak meimiliki pura.

Ekonomi
Lapangan usaha utama mayoritas penduduk kecamatan tengaran adalah pekerja industri. Pada tahun 2010 jumlah pekerja industri di kecamatan tengaran sebanyak 8.229 orang. jumlah ini meningkat pada tahun 2011 menjadi sebanyak 8.259 orang. se-dangkan jumlah petani tanaman pangan di kecamatan tengaran juga mengalami kenaikan dari sejumlah 6.341 orang pada ta-hun 2010 menjadi 6.363 orang pada tahun 2011. lapanagan usaha lainnya yang menonjol dari daerah tengaran adalah perdagangan. pada tahun 2010 orang yang memiliki lapangan usaha perdagangan sebanyak 5.755 orang naik menjadi 5.770 orang pada tahun 2011. sedangkan orang yang berusaha di peter-nakan juga mengalami pening-katan dari 1.358 orang pada tahun 2010 menjadi 1.361 orang pada tahun berikutnya. penduduk dengan lapan-gan usaha transportasi dan pergudangan pada tahun 2010 ada sebanyak 1.288 orang meningkat menjadi 1.292 orang. hal ini karena ada sebagian penduduk yang mencoba untuk beralih ke system angkutan ba-rang maupun angkutan penumpang.

Pada tahun 2011, jumlah penduduk yang menjadi tki di luar negeri mencapai angka 241 orang dengan rincian 46 0rang laki-laki dan 195 orang perempu-an. dari data ini diperoleh infor-masi bahwa 75 % penduduk yang menjadi tki adalah per-empuan. sedangkan sisanya sebanyak 25 % adalah laki-laki. angka tersebut menunjuk-kan bahwa perbandingan antara tenaga kerja indonesia yang berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan men-capai 1: 3. fenomena banyak-nya tki yang bekerja di luar negeri menjadi hal yang menarik bagi para perempuan muda yang mencoba mengais rezeki di negeri tetangga, hal ini berkaitan dengan hasil yang diperoleh bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup keluargaanya di kampung sekaligus modal usaha bila su-dah berhenti menjadi tki dan kembali ke tempat asal.

Pada tahun 2011, kecamatan tengaran mempunyai fasilitas pen-didikan sebanyak 63 buah yang terdiri dari 18 tk/ra, 34 sd negeri, 2 sd swasta, 4 smp negeri, 2 smp swasta,1 sma negeri, 1 smk negeri dan 1 smk swasta. se-dangkan untuk perguruan tinggi be-lum ada. sebaran sekolah sd ham-pir merata di setiap desa dengan sebaran rata-rata perdesa minimal 2 sekolah, negeri. sedikitnya sekolah sd swasta hal ini berkaitan dengan sedikitnya siswa yang mendaftar hal ini mungkin berkaitan dengan pro-gram keluarga berencana yang su-dah berhasil, sehingga bisa mengen-dalikan laju pertumbuhan penduduk, khusunya penduduk usia sekolah sd. dimana jumlah murid sd sebanyak 5377 siswa, .murid smp 2810 siswa, murid smu 995 siswa, murid smk sebanyak 2012. banyaknya guru yang mengajar juga menjadi kunci sukses pembelajaran mengingat rasio anta-ra guru dan murid harus idial, se-hingga diknas kabupaten dalam mengalokasikan guru harus mem-perhatikan sebaran sekolah dan murid yg ada.

Jumlah murid di 26 tk yang ada di kecamatan tengaran ber-jumlah 1835 anak. murid di sekolah dasar negeri berjumlah 4.765 siswa. sedangkan untuk sekolah dasar swasta berjumlah 612 siswa. smp negeri memiliki siswa sejumlah anak, sedangkan smp swasta memiliki siswa sebanyak 576 anak. smk negeri memiliki siswa sebanyak 1346 anak sedangkan smk swasta memilii murid 666 anak pada tahun 2011. ketersediaan tenaga pengajar di tk sebanyak 56 orang. tenaga guru di sd negeri sejumlah 331 orang sedangkan di sd swasta ber-jumlah 51 orang. untuk guru smp negeri sebanyak 127 orang. guru smp swasta berjumlah 43 orang. jumlah guru yang tercantum adalah kumulatif antara guru yang berstatus pns dengan guru tidak tetap atau honorer. sekolah keagamaan yang ada di kecamatan tengaran mayoritas adalah sekolah swasta yang berbasis pada agama islam. hal ini disebab-kan mayoritas penduduk tengaran meganut agama islam. madrasah ibtidaiyah (mi) ada14 buah. madras-ah tsanawiyah (mts) ada 3 buah dan madrasah aliyah (ma) ada 3 buah.. jumlah murid dan jumlah guru pada sekolah keagamaan sama per-sis dengan jumlah murid dan guru di sekolah swasta yang telah disebutkan di atas. karena sekolah-sekolah keagamaan yang hampir semuanya berstatus swasta.

Posyandu di kecamatan tengaran berjumlah 114 unit yang tersebar di seluruh wilayah kecama-tan. desa tengaran, sruwen dan patemon memiliki 10 posyandu, se-dangkan desa cukil hanya ada 5 posyandu. hal ini sesuai dengan luas wilayah maupun jumlah penduduk yang tersebar di masing-masing dusun di setiap desa. polindes tidak tersedia di kecamatan bancak. hal ini disebab-kan adanya alih fungsi polindes men-jadi pkd (pusat kesehatan desa) yang berjumlah 12 unit, tersebar di masing-masing desa kecuali desa cukil, karangduren dan desa nyamat. desa karangduren tidak mem-iliki pkd, tetapi memiliki fasilitas puskesmas pembantu serta poliklinik sebanyak 1 tempat. sedangkan un-tuk desa cukil dan nyamat memiliki fasilitas puskesmas pembantu sebanyak satu unit. sebanyak 20 bidan tersebar di seluruh wilayah kecamatan tengar-an hal ini sejalan dengan program pkd yang ada. karena pada umumnya satu orang bidan berkewajiban untuk menjadi pe-nanggung jawab di satu pkd. se-hingga minimal ada satu bidan yang menetap di satu wilayah desa. pro-porsi dokter umum terhadap jumlah penduduk hanya 0,009%. hal ini menunjukkan bahwa untuk seorang dokter melayani 10.886 orang.

Sebanyak 4.022 orang ada-lah akseptor kb mandiri, se-dangkan 5.851 orang menjadi akseptor kb non mandiri atau menggunakan fasilitas pemerintah. suntik adalah alat kb terbanyak yang digunakan yaitu oleh 6.272 orang. sedangkan kondom hanya digunakan oleh 66 orang saja. untuk kb mandiri alat terbanyak yang digunakan adalah suntik, yaitu sebanyak 5935 orang. sedangkan untuk mop, pil dan kondom yang menggunakan secara mandiri masing-masing ada 61 orang, 634 orang dan 66 orang.. mayoritas peserta kb yang difasilitasi pemerintah menggunakan implan. sedangkan yang menggunakan kondom han-ya 9 orang saja. pasangan usia subur (pus) berjumlah 12.004 pasang. total akseptor kb sebanyak 9.873 pasang. secara prosentase antara peserta kb dengan pasan-gan usia subur yang ada di mas-ing-masing desa rata-rata di-peroleh angka 81,68%. hal ini menandakan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan kb sudah cukup tinggi.

Pada tahun 2011, jumlah are-al yang digunakan untuk produksi pertanian tanaman pangan adalah 1.904 hektare, yang dimanfaatkan untuk produksi padi sawah 1.184 hektare, jagung 482 hektare, ketela pohon 196 hektare, dan ubi jalar 23 hektare. dari lahan tersebut, telah menghasilkan 6.109 ton padi sawah, 2.099 ton jagung, 4.529 ton ketela pohon, dan ubi jalar sebanyak 676 ton. khusus tanaman padi ladang di kecamatan tengaran tidak ada sehingga produksinya nol. hal ini mengingat bahwa lahan pertanian sawah di kec. tengaran semuanya merupakan sawah basah dengan pengairan. komoditas tanaman jagung juga merupakan komoditas yang banyak di tanam petani meng-ingat adanya kecocokan kultur tanah dengan tanaman jagung. hal ini umumnya berkaitan dengan sis-tim tanam yang tumpang sari se-hingga pola tanam ini lebih produktif bagi petani. mengingat kebutuhan kedelai sangat tinggi untuk bahan baku tempe maka produksi kedelai perlu ditingkatkan. luas panen, produktivitas dan produksi tanaman pangan kec tengaran tahun 2011 jenis tanaman luas panen (ha) produktivi-tas (ku/ ha) produksi (ton) 1. padi sawah 1.184 51,60 6.109 2. padi ladang - - - 3. jagung 482 43,56 2.099 4. ketela pohon 196 231,08 4.529 5. ubi jalar 23 293,94 676 6. kacang tanah 9 11,30 10 7. kedelai 10 13,54 14

Kecamatan tengaran meiliki beberapa tempat wisata favorit masyarakat Tengaran dan sekitarnya. tempat wisata yang terletak di kecama-tan tengaran yaitu antara lain objek wisata candi klero dan pemandian senjoyo. kedua objek wisata ini terletak menye-bar di wilayah kecamatan tengaran. adapun objek wisata candi klero terletak di desa klero. dan pemandian senjoyo terletak di desa te-galwaton. objek wisata tadi meru-pakan salah satu penyokong roda perekonomian di kecama-tan tengaran. karena semakin banyak pengunjung, akan berdampak positif pada pengha-silan di sector perdagangan maupun jasa di wilayah sekitar tempat wilayah tersebut. pemandian senjoyo merupakan objek wisata yang paling banyak didatangi oleh pengunjung. pada tahun 2010 persentase dari total pengunjung yang mendatangi kedua tempat tersebut. pada urutan kedua adalah objek wisata candi klero. Terdapat juga objek wisata berkuda dan sekolah berkuda "Arrow Head" yang juga terdapat di desa Tegalwaton dekat dengan objek wisata air senjoyo. Selain itu ada beberapa tempat wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan yaitu Bukit Sadang di Desa Cukil yang menawarkan pemandangan lembah dan perbukitan serta pemandangan Sunrise, Waduk / Danau Gompyong Desa Cukil, serta Air Terjun Grojokan di Desa Regunung.

Keberadaan sarana perekonomian sangat menen-tukan jalannya roda kehidupan di suatu wilayah. untuk wilayah tengaran yang berada di daerah wisata kabupaten semarang kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan penduduk di kecamatan tengar-an saja namun juga warga di sekitar wilayahnya. pasar sebagai tempat ber-temunya penjual dan pembeli di tengaran ada 4 (lima) unit. pasar ini terdapat di desa nyamat, de-sa tengaran, desa jetis dan desa karangduren. untuk pasar yang ada di desa jetis merupa-kan pasar induk. satu-satunya lembaga keuangan bank yang ada di kecamatan tengaran bertempat di desa tengaran, desa jetis dan desa karangduren. bank ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat teruta-ma dalam melakukan transaksi keuangan. mini market yang ber-jumlah tiga unit berada di desa tengaran dan desa jetis. hal ini disebabkan karena letak desa tengaran dan desa jetis yang strategis untuk melakukan usaha yaitu di dilalui jalan utama kecamatan. sehingga peluang untuk berusaha menjadi semakin beragam. untuk toko atau warung kelontong sejumlah 526 unit tersebar di seluruh wilayah tengaran. begitu juga dengan warung atau rumah makan terse-bar di sepuluh desa/desa. na-mun warung makan ini mayoritas kondisinya masih sederhana.


Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Tengaran,_Semarang

Sejarah IAIN SALATIGA

Pendirian

Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) "Nahdlatul Ulama" di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan "Pesantren Luhur", yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya.
Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969.
Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.

Bergabung dengan IAIN Walisongo

Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri;
b. Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang; dan
c. Animo mahasiswa yang relatif masih kecil.
Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama, sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Salatiga, dapat dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai perguruan tinggi, terutama dilihat dari sarana dan fasilitas yang dimiliki. Oleh Karena itu pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini.
Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut belum tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal tanah kampus, sebab mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan.
Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan.
Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi).
Berdasar pada surat Dirjen Binbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828. tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga.
Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya dijalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya.
Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.
Seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas akademik, bertambah pula tenaga kependidikan khususnya tenaga edukatif dan mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah Salatiga hanya memiliki 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada dekade kedua menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika dibanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka peningkatannya sudah lebih dari 300%.
Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya.
Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini.
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya.
Di atas tanah bantuan PEMDA didirikan gedung kuliah, laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan sarana komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula sebuah gedung auditorium yang amat bermakna bagi proses pendidikan. Perkembangan selanjutnya dibangun sarana kegiatan mahasiswa seperti POSKO MENWA, Sekretariat RACANA, Sekretariat Teater dan kantor Koperasi Mahasiswa yang menyatu dengan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995.
Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI) yang dipimpin oleh Bapak Jumadi, B.A.
Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1.
Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang.
Adapun para personel yang pernah memimpin Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga yang didirikan pada tahun 1970 hingga beralih status menjadi STAIN adalah sebagai berikut:
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Salatiga
Drs. H. Machbub Masduqi
Drs. Cholid Narbuko
Drs. H. Achmadi
Drs. Imam Buwaity
Drs. H.M. Banany
Drs. H.A. Noerhadi Djamal
(1971-1973, dan 1973-1976)
(1976-1979)
(1979-1982, 1985-1988, dan 1988-1992)
(1982-1983)
(1983-1985)
(1992-1995, dan 1995-1997)
Pembantu Dekan
Drs. Khomsun Taruno
Drs. Imam Buwaity
Drs. Achmadi
Drs. H.A. Noerhadi Djamal
Drs. Chudhori, MA.
Drs. H. M. Banany
Drs. H. Anwar Kusnan Riyanto
Drs. M. Zulfa
(1971-1973 dan 1973-1976)
(1971-1973 dan 1973-1976)
(1976-1979)
(1985-1988 dan 1988-1992)
(1985-1988)
(1988-1992)
(1985-1988)
(1996-1997)

 Alih Status Menjadi STAIN

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya.
Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter persegi yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun 2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi.
Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun 2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Dari jumlah tersebut 2 orang bergelar profesor, 5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar Magister, dari 26 orang tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi S.2 sebanyak 30 orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai tetap STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di antaranya sudah menyelesaikan S-2. jumlah mahasiswa reguler 1991 mhs
Adapun personalia yang pernah menjabat pimpinan STAIN Salatiga adalah sebagai berikut:
Periode 1997-1998 (peralihan).
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
: Drs. H.A. Noerhadi Djamal
: Dr. Muh. Zuhri, MA
: Drs. H. Komari Alwan
: Drs. H.M. Zulfa Machasin
Periode 1998-2002
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
: Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA
: Drs. H.M. Zulfa Machasin , M.Ag
: Drs. H. Sukari Tamsir, M.Pd
: Drs. Badwan, M.Ag
Periode 2002-2006
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
: Drs. Badwan, M.Ag.
: Drs. Imam Sutomo, M.Ag.
: Drs. Imam Baihaqi
: Drs. H. Nasafi
Periode 2006-2010
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
: Drs. Imam Sutomo, M.Ag.
: Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag.
: Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
: Drs. Miftahuddin, M.Ag.


Periode 2010-2014
Ketua
Pembantu Ketua I
Pembantu Ketua II
Pembantu Ketua III
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
: Drs. Miftahuddin, M.Ag
: H. Agus Waluyo, M.Ag

Faculty of Ushuluddin, Adab and Humaniora of IAIN - IAIN Salatiga

Alamat website
http://iainsalatiga.ac.id/
http://ushuluddin.iainsalatiga.ac.id/




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Go Blogger Indonesia

Go Blogger Indonesia
Go Blogger Indonesia

Popular Posts

 

http://www.jhoeydhyn.blogspot.com | |