Studi Kasus direct sales

Study case

Gateway A direct sales Manufacture

  1. Mengapa gateway memiliki lebih dari satu fasilitas produksi di US? Apa keuntungan dan kerugian system ini dibandingkan dengan strategi yang dilakukan oleh dellz yang hanya memiliki satu fasilitas produksi? Bagaimana  gateway menentukan fasilitas produksi mana yang akan melakukan produksi dan mendistribusikan pesanan konsumen?
  2. Factor apa yang menjadi penyebab gateway memilih untuk menutup pabriknya?
  3. Kenapa gateway tidak menaruh produk  yang sudah jadi/siap pakai di seetiap toko retail yang mereka miliki?
  4. Apakah seharusnya setiap perusahaan yang menerapkan investasi pada toko retailnya menjual beberapa stosk barang jadi/siap pakai?  Apa karakteristik produk yang biasanya diperjualbelikan dalam bentuk siap pakai (finished goods)?  Apa karakteristik yang terbaik untuk  produk perusahaan manufacture yang diorder?
  5. Apakah dellz  perusahaan yang melakukan penjualan langsung tanpa toko retail biasanya lebiah murah daripada model supply chain dengan toko retail?
  6. Apa kesimpulan dari supply chain yang diterapkan dalam keputusan Gateway untuk menerapkan lebih sedikit konfigurasi?
  7. Dibandingkan dengan supply chain yang diterapkan Gateway. Perusahaan manufacture seperti HP yang menjalankan supply chain yang dengan cara melakukan 2 cara dengan menjual langsung dan menjual melalui reseller membutuhkan desain supply chan yang bisa mendukung strategy mereka.bagaimana seharusnya mereka mendesain dan memanage supply chain yang mereka terapkan?

Jawab

  1. Karena gateway ingin mempermudah sistem pemasaran yang mereka terapkan mereka berharap dengan memiliki jumlah fasilitas produksi yang lebih banyak maka fasiltas  produksi terdekat bisa langsung memenuhi kebutuhan tersebut. Dibandingkan dengan Dellz sistem yang diterapkan Gateway ini lebih membutuhkan biaya besar, karena Total Cost of Ownership SCM membengkak sehingga tidak efisien. Fasilitas produksi terdekat dengan lokasi permintaan yang akan melakukan pemenuhan kebutuhan tersebut.
  2. Jumlah biaya yang membengkak untuk operasional pabrik.rlalu banyak pabrik  yang dimiliki tidak berbanding lurus dengan jumlah order yang diterima. Karena sebenarnya satu pabrik tapi kalau memiliki sistem pendistribusian barang yang tepat akan lebih efisien dibanding beberapa pabrik yang dekat dengan lokasi konsumen saja.
  3. Karena toko tersebut hanya sebagai fasilitas untuk melakukan pemesanan produk ke perusahaan, toko hanya sebagai tempat mencoba dan menanyakan produk yang ditawarkan.
  4. Semua kembali ke strategi pemasaran perusahaan tidak semua perusahaan harus menerapkan penjualan barang siap pakai, ada beberapa perusahaan yang baru melakukan pengiriman finished goods setelah ada pemesanan oleh konsumen karena dengan demikian dapat menghemat jumlah investasi dalam perusahaan. Karakteristik produk siap pakai biasanya memiliki nilai jual lebih tinggi dan ada standard khusus yang mengelompokkannya ke dalam barang siap pakai.
  5. Implementasi eSCM secara penuh akan meningkatkan layanan ke pelanggan. Namun, menurutnya, ini membutuhkan bukan hanya disiplin dalam prosedur dan data collection, tetapi juga sikap proaktif pihak-pihak yang nantinya akan terintegrasi di dalamnya. Karakteristik produk untuk perusahaan manufacture adalah sudah bisa langsung dipakai oleh konsumen.
  6. Kesimpulan yang bisa diambil adlah kesiapan Gateway untuk menerapkan SCM dengan mengurangi konfigurasi tergolong bagus karena Gateway tidak perlu menambah biaya untuk Plant yang tidak beroprasi secara maksimal dan menggantinya dengan sistem sistem disteibusi barang yang lebih baik.
  7. Dibadingkan Gateway HP tergolong perusahaan yang mampu mengintegrasikan penjualan secara langsung dan penjualan dengan memakai reseller. Mereka mengintegrasikan antara setiap sistem penjualan reseller dengan data yang ada pada headquarter, dan semua data tersebut bersifat real time sehingga management rantai pasokan bisa berjalan dengan baik, karena perusahaan bisa langsun tahu kebutuhan barang apa yang sudah mulai kurang dan kebutuhan barang apa yang meningkat.



Study case 7-Eleven

  1. Apa factor penyebab 7-Eleven mengambil keputusan  membuka dan menutup toko? Kenapa 7-Eleven memilih untuk membuka jaringan took yang luas di beberapa lokasi khusus?
  2. Kenapa 7-Eleven memilih tempat yang berbeda-beda untuk persiapan pemesanan dan delivery makanan segar ke toko?
  3. Kenapa 7-Eleven Japan kurang ingin    melakukan delivery langsung ke toko dengan menggunakan vendor dan mengirim produk yang berbeda2 dalam satu kali pengirimanke Distribution Centers?  Bagaimana kehadiran distributor mempengaruhi kemampuan dari system delivery di US?
  4. Dimana letak DC dan berapa banyak toko yang bisa dilayani oleh setiap center serve? Bagaimana penempatan toko terhadap DC?
  5. Kenapa 7-Eleven mengkombinasikan antara pengiriman freshfood terhadap temperature?
  6. Apa data yang didapat dari Point of Sale 7-Eleven dan informasi apa yang diperoleh manager untuk mengambil keputusan dalam pemesana dan penyediaan barang dagangan? Bagaimana seharusnya struktur system informasinya?

Jawab

  1. Alas an 7-Eleven mebuka toko retail adalah untuk mempermudah sistem pemasaran produk mereka dengan menerapkan lokasi pemasaran di tempat yang strategis dan sistem pengelolaan barang yang relative lebih mudah karena jumlah barang yang relative lebih sedikit dibanding toko2 besar.
  2. 7-Eleven membuka beberapa toko di lokasi khusus gunanya adalah untuk mempermudah jangkauan konsumen ke toko. Selain untuk melihat kecenderungan pembelian yang dilakukan konsumen pada setiap district.

  1. 7-Eleven melakukan pengelompokan terhadap product yang akan dilakukan distribusi ke toko karena dengan demikian system pendistribusian product bisa berjalan lebih cepat karena semua sudah digrouping. Selain itu pendistribusian dilakuakan sendiri oleh7-eleven
  2. 7-Eleven tidak ingin proses delivery terlalu lama sehingga suplyer mengirim product mereka ke setiap DC  untuk dilakukan pengiriman oleh truck 7-Eleven ke setiap toko retail yang berada di sekitar DC. Kehadiran distributor tidak terlalu mempengaruhi system distribusi yang ada karena system distribusi sudah dibuat khusus seperti itu tetapi dengan pelaku pendistribusian produk yang  dilakukan langsung oleh pihak ke 3. Tapi paling tidak hal tersebut mengurangi biaya distribusi oleh7-Eleven. Karena semua sudah diatur oleh kantor pusat yang terhubung langsung dengan setiap DC. Dan toko-toko yang dimilikainya.
  3. DC berada tepat di antara beberapa toko dalam satu district. Mungkin untuk 1 distribution Center terdapat 4-5 toko
  4. Karena dengan demikian proses penerimaan dan penempatan product makanan yang mereka jual menjadi lebih cepat. Dan setiap truck hanya melakaukan distribusi terhadap I tipe makanan Misalnya, frozen foods, chilled foods, room temperature and hot foods
Clerk selalu mencatat data pembeli (gender, age, dll) dan barang yang dibeli untuk kemudian data tersebut dikirim ke database di headquarters untuk dilakukan analisa oleh management untuk melihat perilaku pembelian oleh konsumen di daerah tersebut untuk nantinya bisa dipilih jenis produk apa yangsekiranya lebih baik dipasarkan di daerah tersebut.


Study case W.W Grainger and Mcmaster Carr

  1. Berapa banyak DC yang seharusnya dimliki dan sebaiknya ditempatkan dimana?
  2. Bagaimana management stock produk pada DC? Apakah setiap DC memasarkan setiap produk?
  3. Produk apa yang sebaiknya dimiliki di inventory dan produk apa yang sebaiknya ditinggal untuk suplyer ?
  4. Produk apa yang sebaiknya dimiliki W.W Grainger di toko?
  5. Bagaimana alokasi pasar terhadap DC dalam pemenuhan Order? Apa yang harus dilakukan jika order tidak bisa dipenuhi dari DC? Apakah harus ada lokasi baru untuck backup? Bagaimana itu dipilih?
  6. Bagaimana seharusnya management pergantian barang di gudang pada beberapa lokasi stock yang berbeda?
  7. Bagaimana seharusnya mengatasi  order melalui web terhadap bisnis yang ada?apakah sebaikanya terintegrasi dengan jaringan bisnis terhadap bisnis yang berjalan di dalamnya atau memisahakan distribusi?
  8. Jenis trasnportasi apa yang sebaiknya digunakan untuk pemenuhan order dan stock?

Jawab

1.      Sebaiknya perusahaan  memiliki beberapa DC, yang mengurusi stock barang dan pemenuhan kebutuhan konsumen,  berada tempat tertentu yang memliki banyak Order
2.      Dengan cara FIFO.   Setiap DC tidak harus memasarkan sendiri produknya tetapi bisa melalui toko2 yang dimilikinya.
3.      Jenis product yang termasuk barang mentah, yang harus mengalami proses pengolahan. Dan sebaiknya jenis-jenis barang yang siap pakai.
4.      Jenis product yang langsung bisa dipakai oleh konsumen
5.      Dengan menempatkan Setiap DC  untuk mengatasi beberapa daerah pemasaran sesuai dengan banyaknya pesanan yang terjadi pada wilayah tersebut.
6.      Hal yang akan terjadi jika pesanan tidak dapat dipenuhi secara sempurna adalah penundaan ppengiriman
7.      Dengan cara mengeluarkan produk yang paling banyak diminati dan menyetoknya kembali. Untuk persiapan order yang akan terjadi. Dengan cara menyimpan data-konsumen pelanggan dan kemudian di krim ke gudang uantuk dicari stocknya untuk dilakukan pengiriman terhadap order tersebut. Ya, karena akan menjadi lebih efektif dan efisen
8.      Melalui transportasi darat dan Laut

Study case Toyota

  1. Dimana seharusnya pabrik ditempatkan dan tingkat fleksibilitas yang harus dibangun untuk setiap pabrik? Apa kapasitas yang harus dimiliki setiap pabrik?
  2. Apakah pabrik hanya melakukan produksi untuk memenuhi semua pasar atau hanya kemungkinan beberapa pasar?
  3. Bagaimana seharusnya alokasi pasar terhadap penempatan pabrik dan seberapa sering alokasi ini bisa dilakukan refisi?
  4. Jenis investasi fleksibilitas apa yang seharusnya dibangun untuk system distribusi?
  5. Bagaimana untuk menilai investasi yang disesuaikan ini?
  6. Tindakan apa yang bisa diambil saat mendesain product terhadap penyesuaian fasilitas?



Jawab

  1. Pabrik seharusnya dibangun dekat dengan pasar yang akan ditargetkan, dengan menyesuaikan pada Lokasi dan jaringan distribusi baik dari pabrik ke daerah pemasaran maupun dari supplyer bahan ke pabrik. Setiap pabrik harus bisa melakukan pemenuahan kebutuhan pasar di setiap daerahnya.
  2. Sebenarnya tidak setiap pabrik bisa melakukan pemenuhan kebutuhan semua pasar karena ada batasan jumlah produksi yang bisa dilakukan oleh pabrik tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa terhadap kebutuhan pasar yang ada untuk mengetahui jumlah target yang ingin dipasarkan. Sehingga alokasi pasar sebenarnya ditentukan sendiri oleh kemampuan pabrik dalam mendistribusikan produknya ke tangan konsumen.
  3. Sebenarnya pabrik hanya sebagai penyedia dari kebutuhan konsumen, Cuma dalam kenyataannya diperlukan suatu proses distribusi mengenai bagaimana produk bisa sampai ke tangan konsumen dengan waktu, harga, presisi yang tepat sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
  4. Jenis investasi yang seharusnya dibangun untuk sistem distribusi adalah dengan memberikan transparency data yang realtime kepada supplyer sehingga proses produksi bisa lebih cepat dan efisien dengan adanya stock yang tepat pada waktu yang diperlukan.
  5. Investasi ini bisa dinilai dengan melihat perubahan yang terjadi terhadap jaringan pemasaran yang ada dan peningkatan jumlah pemasaran mereka. Selain itu dengan bantuan IT kebutuhan data untuk dianalisa  guna mendapatkan informasi bisa lebih di detailkan lagi. Selain itu juga dengan melihat jumlah biaya yang bisa dipangkas dengan menggunakan SCM ini
  6. Melakukan integrasi terhdap  Informasi untuk memperoleh data yang realtime dan mendesain informasi yang dikelola menjadi lebih detail.


Study case Amazon .com

  1. Mengapa amazon membangun begitu banyak warehouse seiring dengan perkembangnnya? Berapa banyak warehouse yang seharusnya dimiliki dan dimana sebaiknya ditempatkan?
  2. Apa keuntungan melakukan penjualan buku melalui internet dibanding penjualan buku cara tradisional? Apakah ada kerugian melakukan penjualan buku melalui internet ?
  3. Kenapa amazon menyetok buku2 best seller selain juga membeli judul buku yang lain ke distributor?
  4. Apakah saluran komunikasi internet menyediakan nilai yang lebih  besar tehadap sistem  penjualan buku seperti border dengan retail outlet atau perusahaan seperti amazon?
  5. Apakah penjual buku traditional seperti Barnes dan Noble harus mengintegrasikan e-commerce terdahadap sistem supply chain  mereka atau melakukan managemen terhadapnya sebagai supply chain yang terpisah?
  6. Untuk apa product disalurkan dengan e-commerce dengan memberikan keuntungan yang lebih besar? Apa yang biasanya menjadi karakteristik dari produk ini?

Jawab.

  1. Karena amazon sangat mementingkan informasi data yang mereka miliki dengan seiring perkembangnnya otomatis data yang mereka miliki menjadi lebih besar sehingga mau tidak mau mereka menambah jumlah warehouse. Dengan bertambahnya warehouse sistem yang berjalan tidak terlalu berat seperti saat dengan dstu warehouse. Untuk kemungkinannya jumlah warehouse yang dimilliki akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan amazon.
  2. Keuntungan menjual buku melalui internet adalah memangkas biaya pemasaran karena pemasaran dilakukan dengan media Internet, tidak membatasi pada wilayah karana internet bisa dijangakau di belahan dunia manapaun. Dengan biaya pemasaran yang relative lebih kecil harga buku bisa diturunkanà sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli. Selain itu dengan internet kita bisa tahu informasi secara lebih realtime karena berada dalam satu jaringan yang saling terhubung. Kekurangannya adalah tidak bisa melihat kondisi barang secara reltime(langsung)
  3. Karena tentu saja buku2 best seller lebih sering dicari daripada buku yang lain tetapi tidak menutup kemungkinan ada konsumen yang mencari jenis buku yang lain. Oleh sebab itu Amazon juga memiliki stock judul lain dari distributor.
  4. Secara tidak langsung internet memberikan nilai lebih pada sistem pemasaran yang digunakan oleh amazon disbanding Border yang menggunakan toko retail, karena
  5. Tidak semua toko tradisional juga harus menerapkan e-commerce pada toko mereka, karena itu semua masih tergantung pada kesiapan dan kemampuan SDM yang dimiliki. Pada umumnya dibutuhkan waktu untuk bisa menerapkan e-commerce pada suatu usaha. Intinya Total Cost of Ownership eSCM jangan sampai membengkak sehingga tidak efisien.
  6. Penyaluran produk dengan e-commerce relative lebih aman dan terjamin selin lebih cepat biasanya harga yang dipatok juga lebih ringan karena biaya pemasarannya lebih sedikit. Lokasi pemasaran yang lebih luas tidak terbatas pada lokasi adalah juga nilai lebih pemasaran dengan     e-commerce. Produk yang biasa dipasarkan  dengan system ini beranekaraagam dari jenis elektronik sampai kebutuhan rumah tangga dan tidak menutup kemungkinan untuk pemasaran jasa.

Proposal Skripsi

Perancangan Aplikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk Pembangunan dan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung
Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Kota Salatiga


Proposal Skripsi



Oleh :



Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi












1.      Latar Belakang
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek adalah kegiatan yang dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. RAB adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, baik rumah, gedung, jembatan, masjid, dan lain-lain. Dari RAB ini, akhirnya dihasilkan daftar kebutuhan material dan upah tenaga melalui proses penjabaran. Daftar  ini berisi volume, harga satuan, serta  total harga dari  berbagai macam jenis material dan upah tenaga yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Pembuatan RAB dan penjabarannya untuk menghasilkan daftar kebutuhan material dan upah tenaga memerlukan beberapa tahap yang membutuhkan ketelitian serta kecermatan dari seorang estimator proyek sehingga pengerjaan suatu proyek dapat berjalan sebagai mana mestinya.
Pada Dinas Pekerjaan Umum(DPU) kota Salatiga RAB dipergunakan untuk merencanakan jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan baik  gedung milik negara yang ditangani oleh bidang Cipta Karya, sarana pengairan yang ditangani oleh bidang Pengairan, serta jalan dan jembatan yang ditangani oleh bidang Bina Program. Penghitungan RAB didasarkan pada suatu analis yang dituangkan dalam Peraturan Walikota(Perwali) Salatiga tentang standarisasi indeks biaya dilingkungan kota Salatiga. Perwali ini dibuat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan BOW (Burgeslijke Openbare Werken). Saat ini Perwali terbaru yang mengatur tentang indeks biaya dilingkungan kota Salatiga ialah  Perwali Salatiga No. 35 Tahun 2008 (Bagian Administrasi Keuangan Sekretariat Daerah Kota Salatiga, 2008).
Saat ini pembuatan RAB sampai penjabarannya menjadi daftar kebutuhan material dan upah tenaga di DPU kota Salatiga  masih dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang dan seringkali terjadi human error yang menyebabkan perhitungan menjadi salah dan merugikan beberapa pihak yang terlibat. Untuk itu dibutuhkan suatu solusi IT yang dapat membantu mewujudkan pembuatan RAB yang efisien, cepat namun tetap cermat dan teliti.
Pada tugas akhir ini penulis merancang aplikasi yang mengkomputerisasikan penghitungan RAB dan penjabarannya menjadi daftar kebutuhan material dan upah tenaga khususnya untuk pekerjaan gedung, sehingga dapat membantu kelancaran DPU kota Salatiga dalam memberikan layanan publik yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung kepada masyarakat.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang akan dibahas, dirumuskan sebagai berikut  :
1.      Bagaimana merancang aplikasi RAB untuk pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung      yang dapat meningkatkan kinerja pegawai DPU kota Salatiga dalam membuat RAB?
2. Bagaimana merancang aplikasi yang mampu menjabarkan RAB untuk pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga dengan teliti, cepat,cermat?
3.      Bagaimana mengimplementasikan aplikasi  RAB  untuk pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung di DPU kota Salatiga berdasrkan pada peraturan walikota Salatiga tentang standarisasi indeks biaya dilingkungan pemerintah kota Salatiga?

3.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah :
1.      Merancang suatu aplikasi RAB untuk pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung di DPU kota Salatiga.
2.   Mengimplementasikan aplikasi RAB untuk pembangunan dan rehabilitasi gedung di DPU kota Salatiga.
3.      Membantu meningkatkan pelayanan publik  yang dapat diberikan oleh DPU kota Salatiga kepada masyarakat dalam bidang pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung kepada masyarakat.

4.      Batasan Masalah
Pada tugas akhir ini, batasan masalah dalam perancangan dan implementasi aplikasi meliputi :
1.      Aplikasi yang dibuat merupakan aplikasi desktop yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Java. Dengan menggunakan teknik Object Relational Mapping (ORM) yaitu Hibernate.
2.      Database yang digunakan adalah MySQL 5.
3.      Aplikasi yang dirancang dapat menghasilkan RAB untuk gedung yang disesuaikan dengan Perwali Salatiga tentang standarisasi indeks biaya dilingkungan pemerintah kota Salatiga. Untuk kemudian dilakukan penjabaran terhadap RAB sehingga menghasilkan daftar kebutuhan material dan tenaga.
4.   Aplikasi mampu membuat rencana progress report/ laporan teknis yang merupakan target fisik mingguan pengerjaan suatu proyek dengan inputan dari pengguna. Inputan tersebut berupa besarnya satuan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan pada minggu tertentu. Rencana progress report ini akhirnya menjadi salah satu dasar pemantauan suatu proyek pada saat proses pengerjaan.  
5. Jangka waktu pengerjaan proyek disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di DPU kota Salatiga.
6.      Dalam aplikasi tidak ada pembulatan angka.
7.      Tidak membahas jaringan.

5.      Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang perancangan aplikasi RAB ini telah dilakukan sebelumnya oleh tim dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga yang dirilis pada November 1995. Aplikasi tersebut dibuat dengan Lotus 123 release 3.4. Aplikasi ini dirancang khusus untuk pekerjaan penanganan jalan. Pada penelitian lain yang dipublikasikan pada situs http://duniasoer.blogspot.com/ juga dirancang sebuah aplikasi RAB untuk gedung menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0 dengan acces sebagai databasenya. Kemampuan aplikasi tersebut ialah membuat RAB tanpa menjabarkannya menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga. Aplikasi tersebut juga tidak mengacu pada suatu analis tertentu. Kemampuan lain yang dimiliki ialah penyimpanan data perumahan yang meliputi  type rumah, jumlah unit, terjual, luas tanah, uang muka, besar cicilan, lama cicilan serta total harga.
Yang membedakan tugas akhir ini dengan dua penelitian diatas ialah pada tugas akhir ini aplikasi yang dirancang ialah RAB untuk pembangunan dan pemeliharaan/rehabilitasi gedung berbeda dengan aplikasi yang di  buat oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga yang berfokus pada pekerjaan penanganan jalan. Aplikasi hasil tugas akhir ini juga memiliki kemampuaan untuk menjabarkan RAB menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga yang tidak dimiliki oleh aplikasi RAB yang dipublikasikan pada situs http://duniasoer.blogspot.com/. Kemampuan lain yang dimiliki ialah pembuatan rencana progress report/laporan teknis mingguan yang tidak dimiliki oleh kedua aplikasi yang telah dirancang pada penelitian sebelumnya. Perbedaan lainnya ialah aplikasi hasil tugas akhir ini dirancang disesuaikan dengan suatu analis yang dituangkan dalam Perwali Salatiga tentang standarisasi indeks biaya dilingkungan pemerintah kota Salatiga.


6.      Landasan Teori 

1.      1.   Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
RAB adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, baik rumah, gedung, jembatan, masjid dan lain-lain (AJI, 2008). Adapun langkah- langkah pembuatan RAB ialah :
1.      Menentukan jenis pekerjaan.
2.      Merinci jenis pekerjaan yang ada menjadi sub jenis pekerjaan.
3.      Merinci sub jenis pekerjaan yang ada menjadi detail pekerjaan.
4.      Menentukan volume untuk setiap detail pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana.
5.      Menentukan analis yang digunakan untuk setiap detail pekerjaan yang ada.
Penentuan analis ini menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan (HPS) untuk setiap detail Pekerjaan. Besarnya HPS sesuai dengan SNI.
6.      Menghitung jumlah biaya untuk setiap detail pekerjaan yang ada.
Jumlah biaya dari setiap detail pekerjaan merupakan hasil kali antara volume dengan HPS.
7.      Menghitung jumlah biaya untuk setiap sub jenis pekerjaan yang ada.
Jumlah biaya sub jenis pekerjaan merupakan hasil penjumlahan dari jumlah biaya setiap detail pekerjaan yang berada pada  sub jenis pekerjaan yang sama.
8.      Menghitung jumlah biaya untuk setiap jenis pekerjaan yang ada.
Jumlah biaya jenis pekerjaan merupakan hasil penjumlahan dari setiap sub jenis pekerjaan yang berada pada jenis pekerjaan yang sama.
9.      Menghitung jumlah biaya pekerjaan.
Merupakan hasil penjumlahan dari seluruh jumlah biaya untuk  jenis pekerjaan yang ada.

Untuk lebih jelasnya bagian- bagian yang ada pada RAB dapat dilihat pada gambar 1.
Contoh RAB dapat dilihat pada lampiran.


Bagian – Bagian Dalam RAB
  2.                  Daftar Kebutuhan Material Dan Tenaga
Daftar kebutuhan material dan tenaga merupakan sebuah daftar yang berisi volume, harga satuan, serta  total harga dari  berbagai macam jenis material dan tenaga yang dibutuhkan untuk pelaksanaan suatu proyek. Berikut ini adalah langkah- langkah pembuatan daftar kebutuhan material dan upah tenaga :
1.      Menjabarkan kebutuhan material serta tenaga kerja untuk setiap detail pekerjaan yang     ada sesuai dengan analis yang digunakan.
2.   Setelah proses penjabaran untuk semua detail pekerjaan yang ada selesai, maka       dilakukan pengelompokan material- material yang ada beserta tenaga kerja sesuai dengan jenisnya sehingga menghasilkan  total volume untuk setiap jenis material serta menghasilkan jumlah setiap jenis tenaga kerja yang dibutuhkan.
3. Mengalikan total volume untuk setiap jenis material dengan harganya, sehingga menghasilkan total harga material.
4.      Mengalikan jumlah setiap jenis tenaga kerja dengan harganya, sehingga menghasilkan total harga tenaga kerja.
5.      Menambahkan jumlah biaya detail pekerjaan jika detail pekerjaan tersebut tidak memiliki analis. Artinya analis yang digunakan ialah TAP (Tapsir) atau LS (Langsam). Langkah ke- 5 ini bersifat opsional, dalam artian digunakan jika memanag ada detail pekerjaan yang analisnya TAP tau LS.
6.      Menjumlahkan setiap hasil keluaran dari langkah ke 3, 4 dan 5.
Contoh daftar kebutuhan material dan tenaga dapat dilihat pada lampiran.  
  


3. Hibernate
               Hibernate adalah Object-Relational Mapping (ORM). Hibernate merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pemrograman untuk menggunakan basisdata relasional sebagai penyimpanan data dengan bentuk obyek. Teknik ini biasa digunakan dalam bahasa pemrograman berorientasi objek saat harus menggunakan basisdata relasional dalam penyimpanannya (THAMURA, 2006).
4. SQL

Secara umum, SQL atau Structured Query Language terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi       DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (DBMS), namun secara umum implementasi tiap bahasa memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI (FORTA, 2000).
DDL digunakan oleh administrator basis data untuk mendefinisikan, mengubah, serta      menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah
·        CREATE untuk membuat objek baru,
·        USE untuk menggunakan objek,
·        ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada,
·        DROP untuk menghapus objek.

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah
·        INSERT untuk menambah data,
·        SELECT untuk menampilkan data,
·        UDATE untuk mengubah data yang sudah ada,
·        DELETE untuk menghapus data.

7.      Metode Penyelesaian Masalah
Untuk memperoleh data yang dapat menunjang aplikasi ini, maka diperlukan data teoritis dan data lapangan unbtuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan aplikasi ini.
Adapun beberapa metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah :
1.      Studi Pustaka (Literatur)
Studi pustaka merupakan sebuah metode pencariaan data dari buku, browsing internet atau literatur lain yang berkaitan dengan teori dasar dari sistem yang sedang dibuat dan dokumen yang berkaitan dengan data yang diperlukana untuk penelitian maupun perancangan sistem.
2.      Studi Sistem
Merupakan metode pencarian data dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan mempelajari system yang berkaitan dengan perancangan aplikasi yang akan dilakukan.
3.      Perancangan Aplikasi
Untuk perancangan aplikasi digunakan metode rekayasa perangkat lunak yaitu metode prototyping. Metode prototyping dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Ini dilakukan dengan cara bertemunya pengembang dan pengguna aplikasi untuk menentukan tujuan umum serta mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui. Dilanjutkan dengan tahap design yaitu tahap perancangan secara cepat.  Perancangan secara cepat ini berfokus pada penyajian aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pengguna. Perancangan secara cepat membawa kepada kontruksi sebuah prototype. Prototipe tersebut dievaluasi oleh pengguna dan digunakan untuk menyaring kebutuhan  dalam pengembangan perangkat lunak. Tahapan tersebut berulang sampai prototipe tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Untuk lebih jelasnya tahapan- tahapan yang terjadi pada metode prototyping dsapat dilihat pada gambar 2.









Tahapan Dalam Metode Prototyping
Ketika ptototipe sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna prototipe kemudian disingkirkan paling tidak sebagian dengan tertuju kepada kualitas dan kemampuan pemeliharaan. Metode prototyping ini dapat digunkan jika terjalin komunikasi yang intensif antara pengembang dengan pengguna. Inilah salah satu alasan mengapa metode prototyping digunakan dalam penelitian kali ini.

8.      Rencana Kerja
No.
Aktivitas
Maret
April
Mei
Juni
1.
Requirement dan Analisis




2.
Perancangan Prototipe 1




3.
Evaluasi Prototipe 1




4.
Perancangan Prototipe 2




5.
Evaluasi Prototipe 2




6.
Implementasi







9.      Daftar Pustaka
·    Aji (Wong Sipil), 2008, Langkah-langkah Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya), http://argajogja.blogspot.com/. Diakses tanggal 05 Desember 2008.
·     Bagian Administrasi Keuangan, Sekretariat Daerah Kota Salatiga, 2008, Peraturan Walikota Salatiga Nomor 35 Tahun 2008 tentang Standarisasi Indeks Biaya Di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga. Salatiga
·         Forta, Ben, 2000, Belajar Sendiri dalam 10 Menit SQL. Yogyakarta: Penerbit Andi.
·      Nugroho, Adi, 2008, Diktat Rekayasa Perangkat Lunak. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
·         Pressman, Roger S., 2007, Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta : Penerbit Andi.
·         Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. 1995. Panduan Analisa Harga Satuan. Jakarta.
·         Soer, 2008, Aplikasi RAB dan Perumahan. http://duniasoer.blogspot.com/. Diakses tanggal 05 Desember 2008
·         Thamura, F., Haryanto, L., & Muhardin, E., 2006. Cara Cepat Mengembangkan Solusi Java Enterprise dengan Arsitektur MVC (Struts2, Spring, Hibernate). Jakarta: Penerbit Bambumas.





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Go Blogger Indonesia

Go Blogger Indonesia
Go Blogger Indonesia

Popular Posts

 

http://www.jhoeydhyn.blogspot.com | |